diri saya.......

ani.septiani D3 MI 09

Indahnya dunia ini

Kamis, 15 April 2010

Sepenggal Kisah Wanita Karir

Bismillahirahmaanirrahiim...

Seorang anak daerah Sumatera, yang tumbuh dengan didikan "barat", menyelesaikan study hukumnya di Universitas Leiden di Belanda. Allah menentukan dia kembali ke daerah asalnya untuk memimpin ibu kota tanah kelahirannya itu dalam statusnya yang masih bujang. Seiring umur yang bertambah, ibunda tercinta semakin memikirkan status sang anak yang masih membujang, hingga akhirnya sang anakpun diminta untuk mencoba bertemu dengan anak teman sang ibu.

Berbeda dengan si bujang, si gadis lahir dan besar dalam kehidupan yang sangat bersahaja. Didikan orangtuanya membuat si gadis menerapkan agama sebagai prinsip hidupnya. Alhamdulillah si gadis berhasil menamatkan pendidikan farmasinya di institut terkemuka di kota Bandung.

Singkat cerita, Allah menentukan mereka berjodoh, asam garam kehidupan berumahtangga mulai mereka jalani. Allah mengkaruniakan 4 orang anak kepada mereka. Setelah selesai masa tugasnya di Sumatera, sang bapak dipindah tugaskan ke Jakarta. Ia mengambil keputusan untuk mereka sekeluarga tinggal di Bogor, menemani mertua tercinta.

Perbedaan prinsip dan pola pikir sangat mempengaruhi karir pegawai negeri sang suami. Di zaman itu sangat sedikit "atasan" yang mampu dan mau mengakui kemampuan bawahan. Sedikit demi sedikit karirnya pun mulai ditahan. Namun sang suami tetap sabar dan tawakal menghadapi cobaan yang Allah berikan kepadanya.

Allhamdulillah, sang istri dengan bekal pendidikan yang dimilikinya, diizinkan Allah untuk membantu menjaga asap dapur mereka menyala. Perlahan tapi pasti, sang istri membina langkah yang semakin mantap di perusahaan tempat ia bekerja. Perusahaanpun mulai memberi kepercayaan kepada sang istri untuk mewakili perusahaan dalam tugas2 ke luar negeri, mulai dari benua Asia hingga benua Amerika.

Namun di setiap satu langkah majunya, tak pernah sedikitpun ia mengenyampingkan tugasnya sebagai istri. Ia berusaha terus menjalankan kewajibannya sebagai istri sekaligus ibu bagi anak2 mereka. Dalam setiap langkahnya, ia selalu meminta izin suaminya dalam pengambilan keputusan. Tanpa dinyana sang suami sangat mendukung karier istrinya, ia berpendapat, "Karirmu bukan ancaman bagiku, karena kamu expert di bidangmu dan saya expert di bidang saya. Saya akan selalu mendukungmu di pekerjaanmu". Dukungan sang suamipun bukan cuma ucapan belaka. Di setiap kegiatan kantor yang melibatkan keluarga, sang suami tidak pernah merasa malu untuk menunjukkan dirinya. Tidak sedikitpun ada rasa "minder" pada dirinya, bahkan ia sangat bangga dengan istrinya.

Penghasilan sang istripun yang jauh melebihi pendapatan sang suami, tidak sedikitpun membuat sang istri besar kepala. Tidak ada rasa sombong di hati sang istri. Kepercayaan sang suami dijaga amat oleh sang istri, ia pun meyakini, karena dukungan suaminya lah ia dapat terus exist di bidangnya. Sang suamipun tetap bekerja keras membanting tulang, memenuhi kewajibannya mencari nafkah sebagai kepala keluarga tanpa ada perasaan minder bahwa gajinya jauh lebih kecil dari gaji istrinya.

Sang Istri sangat bangga kepada suaminya sebagaimana sang suami sangat bangga kepada istrinya.

Semua terus berlanjut hingga Allah memberikan cobaan kepada mereka, sang suami harus beberapa kali dirawat di rumah sakit untuk waktu yang cukup lama. Saat itu merupakan saat yang berat bagi sang istri, dimana suami tercinta sakit dan memerlukan perhatian lebih, namun dilain pihak ia harus memikirkan pula biaya perawatan yang terus membengkak tanpa menjadikannya sebagai beban pikiran sang suami.

Saat itu karirnyapun dipertaruhkan. Ia tidak mungkin memohon keringanan kepada perusahaan terus menerus. Iapun mengambil keputusan, ia harus tetap menjaga suaminya tanpa mengorbankan perusahaan. Ia korbankan dirinya untuk memenuhi keduanya. Alhamdulilah perusahaan memberinya kendaraan namun ia harus menyetir sendiri. Dengan kemampuan menyetir yang secukupnya, pada saat itu umurnya sudah kepala 5, pagi ia berangkat kerja, dan sepulangnya kerja ia langsung ke rumah sakit menemani dan merawat sang suami. Ia memastikan setiap suaminya terjaga ia berada di samping suaminya hingga keesokan paginya. Demikian terus berlanjut tanpa ada kepastian kapan sang suami diperbolehkan pulang. Rumah sakit adalah rumah pertamanya. Jarak rumah sakit-kantor yang jauh menjadi makanan sehari-harinya.

Segala sesuatu hanyalah Allah yang Maha Pengatur. Allah telah Mengatur pertemuan dengan hambaNya. Pagi itu diantar oleh istri tercinta dan anak2nya, sang suami, sang bapak, kembali ke pangkuan Allah, meninggalkan sang istri tercinta dan anak2nya yang masih sekolah.... Innalillahi wa innailaihi raaji'un....

Sang istri harus meneruskan perjuangan suaminya membesarkan anak2 mereka. Alhamdulillah, dengan izin Allah, dan dukungan moral suaminya selama ini, mampu membuat ia bertahan, menghidupi anak2nya hingga mereka lulus pendidikan tinggi dan membangun rumah tangga. Tepat 10 tahun kepergian sang suami, sang istri pensiun dari kerjaannya. Jabatan pimpinan perusahaan tidak membuatnya tinggi hati. Hingga hari ini ia masih mengisi harinya dengan menjadi agen asuransi, keliling Jakarta Bogor naik kereta dan bus mencari client, mungkin andapun pernah menjadi prospek beliau?

Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan orangtua yang sangat membanggakan kami, putera-puterinya....

Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan orangtua yang daripada mereka kami dapat belajar banyak hal dalam menjalani hidup....

Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan orangtua yang mengajarkan kami cara menghargai sesama manusia, pasangan kami, saudara2 kami....

Ya Allah, lapangkan kubur ayahku, terimalah amal ibadahnya dan ampunilah dosa dan kekhilafannya....

Ya Allah, ampunilah dosa dan kekhilafan ibundaku, bimbinglah langkahnya, agar beliau dapat menjalani Islam secara Kaffah, dan dapat menghadapMu dalam keadaan Khusnul Khatimah...

Ya Allah, izinkanlah kami anak beranak berkumpul di SurgaMu kelak, bertemu denganMu dan RasulMu, Muhammad SAW....

Ya Allah, ampunilah dosaku, suamiku, saudara2ku, kaum muslimin muslimat, Bimbinglah langkah kami di jalanMu yang Lurus....

Amiin... Amiiin Yaa Rabbul 'Alamiin...

Quatre Bornes, Sept 2006

PS : Semoga kisah ini bisa menjadi sedikit insiprasi kepada teman2 wanita karir dan suami yang beistrikan wanita karir.... Semua tindakan dan pikiran berpulang kepada niat....